Memuat…
Larutan adalah suatu campuran yang bersifat homogen. Larutan memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Kompo...
Larutan Kimia
Larutan
adalah suatu campuran yang bersifat
homogen. Larutan memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian
volumenya. Komponen dari larutan yaitu zat terlarut dan pelarut.
Antara zat terlarut dan pelarut menyatu dan tidak bisa dibedakan keduanya. Contoh larutan adalah larutan gula (gula adalah zat terlarut dan air sebagai pelarutnya). Zat terlarut biasanya merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan jumlah zat terlarut, larutan dibagi menjadi 3:
1. Larutan Jenuh, jika larutan berada pada keadaan di mana jumlah maksimal suatu zat terlarut yang masih dapat larut dalam suatu pelarut.
2. Larutan Tidak Jenuh, jika jumlah zat yang dilarutkan masih lebih kecil dari pada jumlah zat terlarut pada keaadaan jenuh
1. Larutan
Asam
a. Asam Kuat
2. Larutan Basa
a.
Basa Kuat
b. Basa Lemah
c. Menggunakan pH-meter
1. pH
Larutan Asam
b. pH Larutan
Basa
Zat terlarut adalah zat yang
terdispersi (tersebar merata) dalam zat pelarut.
Zat pelarut adalah zat yang
mendispersikan komponen – komponen zat terlarut. Contoh pelarut adalah H_22O (air).
Antara zat terlarut dan pelarut menyatu dan tidak bisa dibedakan keduanya. Contoh larutan adalah larutan gula (gula adalah zat terlarut dan air sebagai pelarutnya). Zat terlarut biasanya merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan jumlah zat terlarut, larutan dibagi menjadi 3:
1. Larutan Jenuh, jika larutan berada pada keadaan di mana jumlah maksimal suatu zat terlarut yang masih dapat larut dalam suatu pelarut.
2. Larutan Tidak Jenuh, jika jumlah zat yang dilarutkan masih lebih kecil dari pada jumlah zat terlarut pada keaadaan jenuh
3. Larutan Lewat Jenuh, jika jumlah zat
yang dilarutkan masih lebih banyakl dari pada jumlah zat terlarut pada keaadaan
jenuh, dan pada keadaa ini akan terdapat zat yang tidak larut atau zat yang
mengendap
I. Larutan
Elektrolit dan Non-Elektrolit
Larutan adalah
campuran homogen antara dua zat atau lebih. Berdasarkan daya hantarnya larutan
terbagi 2, yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit
Larutan
Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Ini terjadi karena
dalam larutan mengalami ionisasi. Contohnya NaCl, HCl, NaOH dan lain lain
Larutan non-elektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan listrik sehingga dalam larutannya tidak terjadi
ionisasi. Contohnya larutan Gula, Urea, Alkohol dan lain lain
II.Larutan Asam
dan Basa
Tabel perbedaan
larutan asam dan larutan basa
Teori Asam-Basa
Teori Asam-Basa
a. Asam-Basa Lavoiser : Bahwa setiap asam
mengandung unsur Oksigen
b. Asam – Basa Humphrey Davy : Bahwa Hidrogen
merupakan unsur dasar setiap asam
c. Asam – Basa Gay Lussac : Asam adalah zat yang
dapat menetralkan basa (alkali) dan kedua golongan senyawa itu (asam dan basa)
hanya dapat di definisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.
d. Asam – Basa Bronsted – Lowry : Asam adalah semua
zat baik dalam bentuk molekul atau ion yang dapat memberikan proton (donor
proton). Sedangkan basa adalah semua zat baik dalam bentuk molekul maupun ion
yang dapat menerima proton (akseptor proton)
1. Larutan
Asam
Berdasarkan kekuatan asamnya, larutan
dibagi menjadi 2, yaitu asam kuat dan asam lemah
dibagi menjadi 2, yaitu asam kuat dan asam lemah
a. Asam Kuat
Asam yang seluruh molekulnya terurai menjadi ion. Contohnya:
HCl → H+ +
Cl–
H2SO4 →
2H+ +
SO42-
[H+]
= x. M
Ket :
M = Konsentrasi asam
x = valensi asam
b. Asam lemah
Asam yang
hanya sebagian molekulnya terurai menjadi ion. contohnya :
CH3COOH →
CH3COO– +
H+
HCN →
H+ +
CN–
[H+]
= √(ka. M)
[H+]
= α . M
α
= √Ka / M
α = mol
zat terurai / mol zat mula mula
Ket:
α =
Derajat ionisasi
Ka =
Tetapan Ionisasi asam
M =
Konsentrasi Asam
2. Larutan Basa
a.
Basa Kuat
NaOH →
Na+ +
OH–
Mg(OH)2 →
2 Mg+ +
2 OH–
[OH–] = x.M
Ket :
M =
Konsentrasi basa
x =
valensi basa
b. Basa Lemah
NH3 →
NH4+ +
OH–
[OH–]
= √(kb. M)
[OH–]
= α . M
α
= √Kb / M
α = mol
zat terurai / mol zat mula mula
Ket:
α =
Derajat ionisasi
Ka =
Tetapan Ionisasi Basa
M =
Konsentrasi Basa
3. Derajat
Keasaman (pH)
Derajat keasaman merupakan
konsentrasi ion H+ dalam larutan. Konsentrasi pH diajukan oleh sorensen:
p = berasal dari kata ‘potenz’ yang berarti pangkat
H = menyatakan atom Hidrogen
Larutan netral pH = pOH = 7
Larutan asam pH<7
Larutan basa pH > 7
p = berasal dari kata ‘potenz’ yang berarti pangkat
H = menyatakan atom Hidrogen
Larutan netral pH = pOH = 7
Larutan asam pH<7
Larutan basa pH > 7
Pengukuran pH
a. Menggunakan Indikator
Indikator
mempunyai trayek peruabahan warna yang berbeda-beda. Dari uji larutan
dengan beberapa indikator diperoleh daerah irisan pH larutan.
b. Menggunakan Indikator Universal
Indikator universal
merupakan gabungan dari beberapa indikator. Indikator universal yang biasa
digunakan adalah metal jingga, metal merah, bromtimol biru, dan fenolftalein.
c. Menggunakan pH-meter
Merupakan alat pengukur pH
dengan ketelitian yang tinggi. pH-meter dapat menentukan pH larutan sampai 2
angka desimal.
Rumus
menentukan PH
1. pH
Larutan Asam
a. Asam
Kuat
pH = -log
[H+]
[H+]
= x.M
Keterangan
:
M =
Konsentrasi Asam
x =
Valensi Asam
b. Asam
lemah
pH = -log
[H+]
[H+]
= √(ka. M)
[H+]
= α . M
Keterangan
:
α =
Derajat ionisasi
Ka =
Tetapan Ionisasi asam
M =
Konsentrasi Asam
b. pH Larutan
Basa
a. Basa
Kuat
pOH =
-log [OH–]
[OH–]
= x.M
Keterangan
:
M =
Konsentrasi Asam
x =
Valensi Asam
b. Asam
lemah
[OH–]
= √(kb. M)
[OH–]
= α . M
pOH =
-log[ OH– ]
pH = 14 –
pOH
Tekanan merupakan suatu ukuran yang terdiri dari besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda untuk setiap satu satuan luas permukaan bid...
Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Tekanan merupakan suatu ukuran yang terdiri dari besarnya
gaya yang bekerja pada suatu benda untuk setiap satu satuan luas permukaan
bidang tekan. Tekanan dapat dinotasikan sebagai simbolp (pressure). Satuan tekanan yang
lain adalah pascal (Pa) dan bar.
A.
TEKANAN ZAT PADAT
Pada saat kita berjalan di atas tanah yang berlumpur jejak kaki
kita akan tampak membekas lebih dalam jika dibandingkan dengan jejak kaki kita
berjalan di tanah yang tak berlumpur. Gejala ini menunjukkan bahwa tekanan kaki
kita pada tanah berlumpur lebih besar dibandindingkan tekanan kaki kita pada
tanah yang tak berlumpur. Contoh lain dari peristiwa ini adalah pada waktu
menancapkan paku runcing lebih mudah daripada paku tumpul dan dengan pisau yang
tajam memudahkan kita memotong suatu benda.
tekanan pada suatu zat
padat dapat dinyatakan sebagai gaya per satuan luas penampang. Secara
matematis, tekanan dapat dinyatakan sebagai berikut.
dengan:
p = f/a
p = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas bidang tekan (m2)
Contoh soal
truk mempunyaii
delapan roda berisi 2,5 ton muatan dan akan melintasi jembatan. luas permukaan
bidang sentuh roda dengan permukaan jalan seluruhnya adalah 400 cm2. Berapakah
tekanan yang dialami setiap ban?
Penyelesaian:
Diketahui: m =
2,5 ton = 2500 kg
A = 400 cm2 = 4 x 10″2 m2
g = 10 m/s2 Ditanyakan: p =….?
p = f/a =m.g/A
= 2500×10 0,04
= 625.000 N/m2
Tekanan seluruh ban
adalah 625.000 N/m2 atau 625.000 Pa. Dengan demikian, tekanan untuk setiap ban
adalah: I/8 x p = 1/8 x 625000 = 78.125 Pa.
B. TEKANAN PADA ZAT CAIR
Tekanan pada zat cair
sering disebut juga dengan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis ini
tergantung pada suatu tingkatan kedalaman dan berat jenis pada zat cair.
Tekanan pada zat cair mengarah ke segala arah. Rumus tekanan hidrostatis
sebagai berikut.
Ph = p.g.h
dengan:
ph = tekanan hidrostatis
zat cair (N/m2)
p = massa jenis (kg/m3)
g = percepatan gravitasi
(m/s2)
h = kedalaman dari
permukaan (m)
Contoh Soal
Seorang anak menyelam di
kedalaman 100 m di bawah permukaan air. Jika massa jenis air adalah 1.000 kg/m3
dan percepatan gravitasi adalah 9,8 m/s2 maka berapakah tekanan hidrostatis
yang dialami anak tersebut? Penyelesaian:
Diketahui:
h = 100 m
p = 1000 k g/m3
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: ph -….?
Jawab: ph = p . g . h
= 1000 . 9,8 . 100
= 9,8 x 105 N/m2
C. TEKANAN PADA ZAT GAS
Gas-gas yang ada di
dalam ruangan yang tertutup akan mengeluarkan udar dan menekan ke segala arah dengan sama besar.
Tekanan gas pada ruang tertutup bisa diukur dengan menggunakan 2 alat yang berbeda
yang masing-masing namanya seperti
manometer terbuka dan manometer tertutup. Tekanan gas dalam ruang
terbuka dapat diukur dengan menggunakan barometer.
Manomemeter terbuka ini
terdiri dari tabung pipa kapiler yang bentuknya seperti huruf U yang terhubung
dengan tabung gas. Besar tekanan udara yang terbaca pada suatu sisi pipa yang
terbuka sama dengan tekanan gas dalam suatu tabung.
I. Hukum Pascal
Hukum Pascal adalah
hukum yang menerangkan tentang suatu sifat tekanan pada zat cair. Hukum Pascal
menyatakan bahwa:
“Tekanan yang diberikan
pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama
besar.”
dengan:
F1 = gaya pada penampang
A1(N)
F2 = gaya pada penampang
A2(N)
A1= luas penampang 1
(m2)
A2 = luas penampang 2
(m2)
Peralatan yang
menggunakan prinsip hukum Pascal, antara lain seperti rem hidrolik, pompa
hidrolik, dan dongkrak hidrolik.
Contoh Soal
Sebuah beban akan
diangkat dengan menggunakan dongkrak hidrolik. Massa beban 64 ton diletakkan di
atas penampang A seluas 0,5 m2. Berapakah gaya yang harus diberikan
pada penampang B
(luasnya 11/88 kali penampang A) agar
beban dapat terangkat?
Penyelesaian:
Diketahui: A1= 0,5 m2
A2= 1/8 A1
g = 10 m/s2
Fi = w = m . g = 64000
kg x 10 = 640.000 N Ditanyakan: F2 = ….?
Jawab: f1/f2 = f2/A2
640000/A1 = F2/1/8 A1
F2 = 1/8 x 640000 =
80.000 N
II. Hukum Bejana Berhubungan
Dalam suatu Hukum bejana
berhubungan menyatakan bahwa:
“apabila bejana
berhubungan diisi dengan zat cair yang sama, maka pada keadaan kesetimbangan
permukaan zat cair dalam bejana berada dalam satu bidang datar.” Hukum ini
tidak berlaku pada suatu bejana yang berisi kan cairan tak sejenis dan pipa
kapiler. Secara matematis, hukum bejana berhubungan dirumuskan sebagai berikut.
P, = P2
P1. g.h1=p2.g.h2
dengan:
p1 = tekanan zat cair 1
(Nnr2) p2 = massa jenis zat
cair 2 (kgnr3)
p2 = tekanan zat cair 2
(Nnr2) h1= tinggi
permukaan zat cair 1 (m)
P1 = massa jenis zat
cair 1 (kgnr3) h2 = tinggi
permukaan zat cair 2 (m)
Contoh Soal
Ke dalam kaki 1 pipa U
dimasukkan cairan setinggi 32 cm dan ke dalam kaki 2 dimasukkan raksa dengan
massa jenis 13,6 gr/cm3. Ketinggian bidang batas adalah 1,4 cm. Berapakah massa
jenis cairan tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
32 cm
h2 = 1,4 cm p2 = 13,6
gr/cm3 Ditanyakan: p1 = ….? Jawab:
pt . g . h1 = p2g.h2
p1.10. 32 = 13,6 . 10 .1,4 pl
= 0,595 gr/cm3
III. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes hanya
berlaku pada zat yang dinamakan fluida. Zat yang termasuk dalam fluida adalah
zat cair dan gas. “Benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat
cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya itu sebanding dengan berat zat
cair yang dipindahkan.”
Dalam hukum
Archimedes ternyata bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari kita antara lain sebagai berikut.
1. Hidrometer, yaitu alat untuk mengukur massa jenis relatif
zat cair terhadap air.
2. Jembatan ponton, yakni jembatan yang menggunakan
drum-drum kosong berisi udara.
3. Kapal laut dan
kapal seiam.
4. Galangan kapal, yakni alat untuk mengangkat kapal laut ke
permukaan air.
5. Balon udara.
1. Hukum
Archimedes
Apabila kamu berdiri di
dalam kolam renang yang sedang diisi air, semakin penuh air kolam tersebut,
kamu akan merasakan seolah-olah badan kamu semakin ringan.
Bahkan apabila air kolam
sudah sampai kepala, maka kamu akan dapat terapung. Prinsip tersebut juga biasa
digunakan agar kapal laut terapung di permukaan air.
Ketika suatu benda
dimasukkan ke dalam air, ternyata beratnya seolah-olah berkurang. Peristiwa
tersebut tentu bukan karena ada massa benda yang hllang, akan tetapi disebabkan
oleh suatu gaya yang mendorong benda yang arahnya berlawanan dengan arah berat
benda.
Seorang ahli fisika yang
bernama Archimedes mempelajari hal ini dengan cara memasukkan dirinya ke dalam
bak mandi.
Ternyata Archimedes
merasakan beratnya menjadi lebih ringan ketika di dalam air. Gaya ini disebut
dengan gaya apung (Fa). Gaya apung sama dengan berat benda di udara dikurangi dengan
berat benda di dalam air.
Fa = wu – wa
dengan :
Fa = gaya apung (N)
wu = gaya berat benda di udara (N)
wa = gaya berat benda di air (N)
Besarnya gaya apung
tergantung pada banyaknya air yang didesak oleh benda. Semakin besar air yang
didesak, maka semakin besar pula gaya apungnya. Hasil penemuan ini dikenal
dengan Hukum Arcihemedes, yang menyatakan :
“jika suatu benda
dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya, maka benda akan
mendapatkan gaya apung (gaya ke atas) yang besarnya sama dengan berat zat cair
yang desak oleh benda tersebut.”
Secara matematis ditulis
:
Fa = wf
Karena
wf = mf x g
dan
mf = ρf x V
maka
wf = ρf x V x g
dengan :
Fa = gaya apung (N)
ρf = massa jenis za cair
(kg/m3)
V = volume air yang
didesak atau volume benda yang tercelup (m3)
g = percepatan gravitasi
(m/s2)
Benda di dalam zat cair
dapat berada pada tiga keadaan, yaitu mengapung, melayang, dan tenggelam.
Setiap makhluk yang ada di dalam ekosistem berinteraksi satu sama lain. Karena, dengan adanya interaksi, maka ekosistem dapat berjal...
Ekologi : Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Setiap makhluk yang
ada di dalam ekosistem berinteraksi satu sama lain. Karena, dengan adanya
interaksi, maka ekosistem dapat berjalan dengan seimbang. Tetapi dalam
ekosistem itu, interaksi yang dilakukan memiliki bentuk, hubungan, dan tujuan.
A. LINGKUNGAN
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di
dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga
dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik.
Lingkungan Biotik
Komponen biotik adalah komponen
dalam ekosistem yang mengacu pada makhluk hidup atau organisme. Artinya semua
makhluk hidup dalam ekosistem termasuk dalam komponen biotik, baik itu manusia,
hewan, tumbuhan, hingga makhluk mikroskopik seperti bakteri atau dekomposer.
Komponen-komponen biotik dalam
ekosistem juga akan membentuk rantai makanan, yakni proses makan memakan dari
tumbuhan atau produsen ke konsumen tingkat awal menuju konsumen tingkat akhir
hingga diuraikan oleh dekomposer atau pengurai.
1. Produsen
Produsen, yang berarti penghasil. Produsen
merupakan organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri (autotrof)
melalui fotosintesis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau
atau tumbuhan yang mempunyai klorofil. Produsen ini kemudian dimanfaatkan oleh
organisme-organisme yang tidak bisa menghasilkan makanan (heterotrof) yang
berperan sebagai konsumen.
Fungsi produsen untuk membuat
makanannya sendiri dengan cara berfotosintesis.
2. Konsumen
2. Konsumen
Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu
organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi menggunakan
zat makanan yang dibuat oleh organisme lain. Organisme yang secara langsung
mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh karena itu,
herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama. Karnivora yang mendapatkann
makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat kedua. Karnivora
yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen tingkat ketiga dan
seterusnya. Proses makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai
makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna hijau
(Produsen) –> ulat (Konsumen I) –> ayam (Konsumen II) –> musang
(Konsumen III) –> macan (Konsumen IV/Puncak). Dalam ekosistem, banyak proses
rantai makanan yang terjadi sehingga membentuk jaring-jaring makanan
(food web) yang merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan.
3. Pengurai / dekomposer
3. Pengurai / dekomposer
Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah
jasad renik yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme
yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya
organisme pengurai, organisme akan terurai dan meresap ke dalam tanah menjadi
unsur hara yang kemudian diserap oleh tumbuhan (produsen). Selain itu aktivitas
pengurai juga akan menghasilkan gas karbon dioksida yang akan dipakai
dalam proses fotositesis.
Komponen Abiotik
Komponen Abiotik
meliputi berbagai komponen komponen yang berperan dalam keseimbangan
lingkungan, terbagi 8 komponen abiotik yaitu :
1. Udara
Udara adalah sekumpulan gas yang
membentuk atmosfer dan menyelimuti bumi. Udara bersih dan udara kering yang ada
di atmosfer mengandung gas dengan komposisi permanen, yaitu 21,94% oksigen
(O2); 78,09% Nitrogen (N2); 0,032% karbon dioksida (CO2); dan gas
lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, N2O). Selain dari itu, udara juga mengandung gas
yang jumlahnya dapat berubah-ubah seperti sulfor dioksida (SO2), uap air (H2O),
nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3). Fungsi Udara adalah untuk
menunjang kehidupan bagi seluruh penghuni ekosistem. Contohnya gas O2 yang
digunakan untuk respirasi makhluk hidup dan gas CO2 yang digunakan untuk
proses fotosintesis tumbuhan.
Fungsi udara sebagai sumber kehidupan karna untuk pernapasan
manusia dan Sebagai proses fotosintesis pada tumbuhan, dan tumbuhan itu biasa
disebut “paru-paru dunia”
2. Air
Air mengandung berbagai jenis unsur
atau senyawa kimia dalam jumlah bervariasi, contohnya natrium, fosfat, kalsium,
nitrit, amonium. Jumlah unsur yang terkandung dalam air bergantung dengan
kualitas udara dan tanah yang dilalui air. Air dapat berubah wujud menjadi
bentuk uap, cairan atau es; yang bergantung pada suhu lingkungan disekitarnya.
Volume air yang ada dibumi mencapai 1.400.000.000 km kubik, yang dirinci
sekitar 97% berupa air laut, 2% berupa gunung es yang ada dikedua kutub bumi,
0,75% yang berupa air tawar (mata air, sungai, danau, air tanah), dan
selebihnya itu berupa uap air.
Fungsi air bagi tubuh manusia sebagai pelarut, untuk membuang limbah,
serta mengatur suhu dan reaksi metabolisme.
3. Cahaya matahari
Intensitas dan kualitas cahaya
memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada
lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau
cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan
suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
Fungsi
cahaya matahari yaitu mengatur tingkah
laku organisme. Ada organisme yang aktif di siang hari dan ada organisme yang
aktif di malam hari. Cahaya Matahari juga dapat menghancurkan atau melapukkan
batu-batuan sehingga memungkinkan organisme memanfaatkan mineral-mineral hasil
pelapukan batuan tersebut.
4.
Tanah
Tanah terbentuk karena
proses destruktif (pelapukan
batuan, pembusukan senyawa organik) dan sintesis (pembentukan mineral).
Komponen tanah yang utama, yaitu bahan organik, air, bahan mineral, dan udara.
Tumbuhan mengambil air dan garam-garam mineral yang ada di dalam tanah.
Sementara manusia memanfaatkan tanah sebagai lahan pemukiman, peternakan,
perkantoran, pertanian,
pertambangan, perindustrian, dan kegiatan transportasi.
Fungsi Tanah Sebagai tempat tumbuhnya
tumbuh-tumbuhan serta tempat berpijak dan berdiamnya binatang dan manusia. Dan
tanah pula, tumbuhan memperoleh bahan-bahan atau mineral-mineral untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
5.
Garam Mineral
Konsentrasi garam
memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa
organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam
tinggi.
Fungsi garam
mineral untuk
menjaga keseimbangan asam dan basa, mengatur kerja alat-alat tubuh, dan
diguanakan pada proses metabolisme.
6.
Kelembapan
Kelembapan dipengaruhi oleh
intensitas, angin, cura hujan, dan sinar matahari. Kelembapan memengaruhi
pertumbuhan tumbuhan. Daerah yang memiliki tingkat kelembapan berbeda akan
menghasilkan sebuah ekosistem yang memiliki komposisi yang berbeda.
7.
Derajat Keasaman (pH)
Keadaan pH tanah
berpengaruhi terhadap kehidupan tumbuhan. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik bila
memiliki pH optimun, yaitu berkisar 5,8-7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi oleh
curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas akar tanaman dan penguraian mineral
tanah.
8.
Suhu
Suhu adalah derajat energi
panas yang berasal dari radiasi sinar, terutama yang bersumber dari matahari.
Suhu udara berbeda-beda disetiap ekosistem yang bergantung pada garis lintang (latitude) dan ketinggian tempat (altitude). Makin dekat kutub,
suhu udara pun makin dingin dan kering. Suhu merupakan faktor pembatas bagi
kehidupan dan memengaruhi keanekaragaman hayati disuatu ekosistem. Umumnya,
makhluk hidup dapat bertahan hidup dilingkungan yang memiliki suhu 0°C-40°C.
Pada suhu rendah,beberapa jenis makhluk hidup akan melakukan hibernasi (tidak
aktif), namun akan aktif jika suhu kembali normal.
B. JENIS INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
Sebuah interaksi antara makhluk
hidup dengan makhluk lain dalam lingkungan akan membentuk sebuah pola unik dan
berbeda. Beberapa pola interaksi makhluk hidup diantaranya adalah:
1. Persaingan
yakni proses perebutan kebutuhan yang terjadi antara beberapa organisme yang
sama-sama membutuhkan makanan.
2. Predasi
yaitu organisme yang mencari makan dengan cara memangsa organisme lainnya.
3. Simbiosis
adalah hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Simbiosis terdir
dari tiga jenis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan
simbiosis parasistisme.
1. Simbiosis Mutualisme, adalah
interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda yang saling menguntungkan, contohnya :
- Kupu-kupu atau serangga yang hinggap pada tumbuhan berbunga. Kupu-kupu atau serangga menghisap madu dari bunga sedangkan tumbuhan berbunga dibantu proses penyerbukannya oleh serangga yang hinggap pada bunga tersebut.
- Simbiosis antara bakteri Eschericia coli yang hidup di usus manusia. Bakteri tersebut menghasilkan vitamin B12 dan vitamin K yang berperan pada proses pembekuan darah manusia. Sedangkan manusia memberikan perlindungan, makanan, dan lingkungan yang cocok bagi bakteri di dalam usus.
- Burung jalak yang hinggap di punggung kerbau. Burung jalak mendapatkan makanan berupa kutu yang ada di tubuh kerbau sehingga tubuh kerbau terbebas dari kutu .
- Simbiosis antara protista yang hidup di dalam usus rayap. Rayap adalah serangga yang makan kayu, namun tidak dapat mencerna kayu. Protista dapat mencerna kayu sehingga rayap dapat menggunakan kayu sebagai sumber energinya. Protista mempunyai tempat di dalam usus rayap dan menggunakan kayu untuk sumber energinya.
2. Simbiosis Komensalisme, adalah interaksi antara dua jenis makhluk
hidup berbeda, dimana satu individu mendapatkan keuntungan sedangkan satu individu
lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan, beberapa contohnya adalah:
- Tumbuhan anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. Anggrek diuntungkan karena dapat menempel pada batang pohon yang cukup tinggi, sehingga memperoleh sinar matahari untuk proses fotosintesis. Sedangkan pohon yang ditumpangi tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian apapun karena tumbuhan anggrek mampu membuat makanannya sendiri.
- Ikan remora yang mengikuti hiu, ikan remora akan memakan sisa makanan yang menempelpadatubuhhiu.
- Burung Plover yang hinggap di mulut buaya untuk memakan remah-remah sisa makananbuaya.
· 3. Simbiosis
Parasitisme, adalah interaksi antara dua
jenis makhluk hidup berbeda, dimana satu individu diuntungkan (parasit)
sedangkan satu individu lainnya dirugikan (inang atau host). Contoh simbiosis
parasitisme diantaranya:
- Tumbuhan benalu (sebagai parasit) pada pohon mangga (sebagai inang), benalu mendapat tempat hidup sekaligus mengambil air dari pohon mangga, sedangkan pohon mangga sebagai tumbuhan inang akan terhambat pertumbuhannya bahkan lama kelamaan akan mati karena kekurangan air.
- Tali putri (sebagai parasit) pada tumbuhan beluntas (sebagai inang), tali putri mendapat tempat hidup dan makanan dari tumbuhan beluntas, sedangkan tumbuhan beluntas akan merugi, karena makanannya diambil oleh tali putri.
- Antibiosis, merupakan hubungan antara dua jenis organisme dimana organisme yang satu menghambat pertumbuhan organisme lain. Misalnya jamur Penicillium notatum mengeluarkan antibiotik penicilin untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Langganan:
Postingan (Atom)
Kuis TIK: Blog
Memuat…